Teroris-Teroris Kecil

Friday, July 24, 2009
Tanggal 17 Juli yang lalu, penghuni Ragunan pada berkeliaran keluar. Bukan keluar dari kebun binatang kebanggaan kota Jakarta itu, tapi dari mulut banyak orang. Jutaan orang mengutuk peristiwa Bom Marriott jilid II. Ribuan orang mungkin menggunakan nama-nama penghuni Ragunan untuk memaki pelaku pemboman.

Gw gak abis pikir, apa alesan mereka (para bomber-mania) ngelakuin semua itu. Apa dengan alesan membela Islam? Trus apa mereka gak mw peduli ama nasib seorang muslim yang mungkin bekerja di salah satu hotel tersebut untuk menghidupi keluarganya? Kalo mereka ingin berjihad, kenapa gak sekalian ikut berperang di jalur Gaza untuk membela rakyat Palestina yang ditindas Israel?

Hhh.. Pikiran gw mungkin terlalu dangkal untuk bisa memahami paham en ideologi mereka. Mata gw mungkin terlalu gelap untuk melihat apa yang sebenernya mereka perjuangkan. Pikiran gw yang sederhana ini cuma bisa mengatakan kalo perbuatan mereka itu salah! Bukan begitu caranya! Ada banyak jalan perjuangan yang laen yang jauh lebih mulia. Itu yang gw tw..

Efek dari ledakan bom itu? Masyarakat hidup dalam kecemasan. Semua serba gak menentu. En yang paling parah: teror dimana-mana.

Teror. Ada sebagian kecil dari bangsa kita yang mengalir sifat "teroris" dalam pembuluh nadinya. Sekelompok orang yang memang suka dan menikmati setiap inci raut ketakutan yang timbul dari wajah seseorang.

Setelah peristiwa bom Marriott en Ritz Carlton, beberapa hotel yang laen di belahan Indonesia mulai mendapatkan sms ancaman atau telpon "peringatan" dari para Teroris Kecil. Kenapa gw sebut Teroris Kecil, karena mungkin mereka gak punya bom. Mereka mungkin juga gak punya organisasi bawah tanah semacam JI. Peralatan mereka yang paling canggih mungkin cuma handphone. Mereka gak nyerang secara fisik, tapi mereka nyerang mental. Mereka menyebarkan ketakutan en kegelisahan di benak kita. Sedangkan tujuan mereka mungkin sangatlah sederhana. Hanya ingin tertawa melihat Polisi yang kalang kabut mencari bom fiktif. Terbahak melihat manajer hotel yang tergopoh-gopoh ketakutan en khawatir terhadap masa depan hotelnya.

Beberapa hari yang lalu, Polisi menangkap bocah berumur 12 tahun yang diduga sebagai pelaku teror bom ke hotel Sheraton di Bandung. Bocah tersebut ternyata menderita autisme. Ada dugaan bahwa si bocah diperalat oleh temannya untuk meneror hotel tersebut. Apa motifnya? Apa mereka bener-bener pengen ngebom tu hotel? Gw yakin bukan. Mereka cuman bersenang-senang. Senang bisa memacu adrenaline dengan melakukan teror.

Itu hanya satu contoh. Masi banyak teror-teror bom yang laen, yang gw yakin didalangi oleh orang-orang yang saling gak terkait antara satu dengan yang lainnya. Mereka adalah teroris-teroris kecil. Yang bekerja sendiri-sendiri untuk merusak kedamaian di jiwa manusia.

Sayang Indonesia kita ini masih direcoki oleh orang-orang semacam ini. Sungguh sayang.. Seandainya mereka lebih peduli.. Seandainya mereka bersimpati.. Seandainya mereka punya nurani..

5 comments:

Anthony Harman said...

Eh, memang ada loh orang yang demen bikin orang lain ketakutan. Semacam sakit jiwa gitu.

ulie said...

wew...
anak kecil jaman sekarang dah pada aneh2 ya,hehe..
untung ulie dah gedhe..:P

kai said...

@anthony
pasti ada yg salah dengan kepribadiannya.. :)

@uLie
kapan gedenya? =P

millati_bae said...

Kalo gak ada orang seperti mereka, dunia ini kurang rame...

Anonymous said...

Kalau semua selain mereka sudah dianggap kafir, apalah arti darah dan harta seseorang yang kita anggap muslim, yang seharusnya kita bela kehormatannya, tidak boleh bagi kita menumpahkan darahnya dan mengambil hartanya tanpa haq.

Post a Comment