Segala Cara

Sunday, October 26, 2008
Everything I do..
I do it for you..


Menurut gw, nyaris gak seorangpun di bumi ini yang gak tw ama kata-kata sohor yang keluar dari bibir Bryan Adams yang serak-serak banjir itu. Well, pengecualian mungkin bisa dialamatkan pada anak-anak SD di Indonesia, yang jauh lebih akrab dengan lagu-lagunya ST12.

Koq gw tiba-tiba jadi ngebahas lagunya Bryan Adams? Karena lirik yang ngebuka postingan kali ini tu punya makna yang dalam banget. Seseorang mw ngelakuin apa aja, gak peduli bener atw salah, gak peduli bermoral atw nggak, demi kebahagiaan Si "You" tersebut.

Yang mw gw sorot disini, adalah fenomena makanan di Indonesia, tepatnya di Jakarta. Lupain masalah produk bermelamin, ada yang lebih parah. Beberapa waktu lalu, gw liat di tipi, ada yang ngejual makanan olahan dari sampah hotel. Mereka ngumpulin sisa-sisa makanan hotel yang udah berbaur dengan segala macam sampah hotel lainnya, untuk kemudian dibersihkan dan diolah kembali menjadi makanan yang kemudian dijual di pasar-pasar tradisional. Contoh makanannya adalah ayam goreng, daging sapi goreng, kue-kue, en many more.

Bisa loe bayangin, ayam goreng yang loe liat di sebuah pasar di Jakarta, yang bentuk en aromanya sangat mengundang selera, ternyata beberapa jam sebelumnya tergelatak di tong sampah hotel. Wow. Gw cuma bisa terdiam pas nonton tu berita siang. Si pemilik usaha bahkan dengan bangganya ngejelasin proses-proses tahapan daur-ulang yang berlangsung di "pabrik"-nya dia. Tapi gw yakin, beberapa jam kemudian dia pasti udah gak sebangga sebelumnya, karena malamnya dia langsung ditetapin sebagai tersangka. Parahnya, usaha ini udah berlangsung selama kurang lebih lima tahun.

Beberapa hari kemudian, pas gw lagi nonton berita, lagi-lagi ada fenomena "unik" laennya. Kali ini tentang es batu. Tw kan gimana cara bikin es batu? Masukin aer masak ke dalam plastik, trus simpan di kulkas. Tunggu selama beberapa jam, lalu jadi deh! Itu prosedur standar. Tapi ada perusahaan Geblek yang gak ngikutin standar yang sederhana itu, mereka malah bikin es batu dari aer mentah untuk kemudian didistribusiin ke pelanggan-pelanggannya, yang umumnya adalah warung-warung di pinggir jalan.

Gebleknya lagi, aernya diambil langsung dari kali Ciliwung, yang kita semua dah pada tahu tingkat kebersihan sungai yang satu ini. Bukan cuma sampah yang ada di kali Ciliwung, tapi juga lele kuning hasil jebretan anus manusia. Aer dengan "kualitas" seperti inilah yang dijadiin es oleh perusahaan Geblek tersebut. Setelah diteliti, ternyata es batu tersebut mengandung bakteri-bakteri yang gak layak konsumsi. Salah satunya adalah E-coli, yang berpotensi menimbulkan mencret-nonstop alias diare.

Somehow, gw jadi ingat salah satu percakapan absurd yang gw baca di NgupingJakarta:

Pelayan: "Mbak tadi teh manisnya pake es gak?"
Cewek: "Pake mas..."
Cowok melambai: "Kalo gak pake es jadi teh mani dong mas... Hihihi."

Nasi uduk tenda Ampera, didengar pengunjung lain yang benar-benar malas membayangkan.


Kembali ke laptop. Inilah yang gw maksud dengan Everything I do, I do it for you. Siapakah Si "You" itu? Mungkin menurut Si pemilik usaha makanan dari sampah hotel, "You" adalah keluarganya. Everything I do, I do it for my family. Dia gak peduli mw bener atw salah, yang penting keluarganya bisa makan.

Laen lagi dengan Si pemilik perusahaan es batu Geblek. Mungkin bagi dia, "You" adalah dirinya sendiri. Everything I do, I do it for myself. Dia gak peduli mw bener atw salah, yang penting uang ngalir ke kantongnya.

Serendah itukah moral bangsa kita sekarang? Gak peduli ama sesamanya, yang penting dia bisa hidup lebih nyaman. Gak peduli kalo tetangganya bisa meninggal gara-gara makanan sampah yang dia jual. Gak peduli kalo sodara jauhnya bisa menghabiskan hidupnya di WC, mencret berhari-hari, gara-gara es batu yang dia jual.

Rasanya, puluhan gedung pencakar langit yang membentengi Jakarta semakin memisahkan kota ini dari tatanan budaya timur yang santun dan beradab. Terganti oleh budaya barat yang egois dan individualistis, yang menghalalkan segala cara demi personal gain..

Satu lagi episode kelam dalam perjalanan sejarah negeri ini.

11 comments:

Anonymous said...

Mungkin ini masih menyangkut masalah kemiskinan

suryowidiyanto said...

wah iya tuh seremmmm...jadi takut makan....

Anonymous said...

weleh...weleh...

Anonymous said...

@Gelandangan
Emang sih, pangkal masalahnya berawal dari kemiskinan. Tapi bukan berarti harus ngerugiin orang laen kan?

@Suryo
Kan masih banyak yg lebih jelas asal usulnya.. :)

@Yowi
Weleh juga.. :D

Anonymous said...

asiiiik...kita seumuran...

Anonymous said...

Wah kayaknya idup di Jakarta tambah susah aja. Mau minum es teh manis, jadi teh mani. hehehe

Anonymous said...

@Anthony
maen aman aja om.. :D

Anonymous said...

maka-a ati2 tuh kalo mkn bang.. :D

Anonymous said...

@dEEt
maxudnya makan ati, gitu? :P

Anonymous said...

yah, mkn ati jg msti ati2 kan bang..

gila yah, di jkt serem2 amat..
mo mkn aja mesti waspada mode on dlu.. X(

Anonymous said...

emang jakarta menakutkan ya.....

Post a Comment