Bagai Pungguk Yang Merindukan Bulan

Friday, July 8, 2011
Bagai pungguk yang merindukan bulan. Sang pungguk terus menanti. Meski hujan badai dan kemarau berkepanjangan datang silih berganti, ia tetap menanti. Karena bulan adalah perwujudan akhir dari kebahagiaan baginya.

Namun bulan tak mendekat. Bahkan kadang menghilang dari langit malam. Pungguk gelisah saat menanti bulan kembali. Bahkan kegelisahan itu semakin menjadi saat melihat bulan kembali bertahta di puncak langit namun tak sempurna. Apa yang terjadi padamu, duhai rembulan? Perjalanan apa yang telah kau arungi? Apakah siang melemahkanmu? Apakah matahari membakarmu? Ia tak kunjung menemukan jawaban. Seiring berjalannya waktu, ia menyadari. Itulah fase kehidupan bulan. Purnama - menghilang - terluka - perlahan sembuh - dan kembali purnama. Ia hanya bisa berdoa pada Tuhan, agar bulan selalu purnama. Karena pada saat itulah bulan memancarkan seluruh sinarnya. Bulan terlihat bahagia.

Dan penantian itu berlanjut. Penantian yang tak berkesudahan. Sang pungguk hanya bisa merindu di garis bumi. Memandang bulan dengan harapan, semoga suatu saat nanti bisa bersua. Tak perlu lagi bersembunyi di bawah awan. Tak perlu lagi mengintip malu dibalik dedaunan. Meski ia bukan Neil Armstrong, manusia yang bisa menjadikan "menyentuh bulan" lebih dari sekedar mimpi, pungguk akan tetap merindu.

4 comments:

Anonymous said...

Kisah Si Punguk dan Putri Bulan bukanlah kisah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Kalau pernah membaca kisahnya, Si Pungguk tak memilih untuk berdiam diri melihat dari kejauhan. Si Punguk tak pernah menyerah untuk menemui Putri Bulan. Hingga dalam satu kesempatan ia bisa menemui Putri Bulan dan menyatakan cinta. Dan tahukah kamu apa jawab Putri Bulan? Jawabnya "Aku pun mencintaimu". Namun sayang seribu sayang, Putri Bulan telah dijodohkan dengan orang lain.

ulie said...

inget ga bang beberapa tahun yg lalu, waktu ulie ga sengaja nulis lagu2 melo di blog trus kebetulan abang buka lalu komen knp harus pas di hari ultah abang,,hmm..serasa dejavu bang...
but i hope everything will be ok... InsyaAllah selalu ada jalan untuk melihat purnama... ^^

Millati Indah said...

Waw, si abang bisa romantis juga :p

kalo aku serasa bulan merindukan pungguk. *pede* *ga peduli, meskipun ternyata kasusnya beda, tetep komen*

ichanx said...

haduh... ini penuh kata-kata kiasan... yg jelas, sampe detik ini gw masih gak tau apa itu pungguk :)) *gak berjiwa romantis*

Post a Comment